Sabtu, 01 November 2014

73 golongan umat islam akhir zaman

1. SYIAH= 22 Golongan
2. KHAWARIJ= 20 golongan
3. MUKTAZILAH= 20 golongan
4. MURJIAH= 5 golongan
5. NAJJARIAH= 3 golongan
6. JABBARIYAH= 1 golongan
7. MUSYABBIHAH= 1 golongan
JUMLAH= 72 Golongan
+ 1 Ahli Sunnah Wal Jamaah
Sumber: Akidah Muslimin. Fakulti
Usuluddin Universiti Al-Azhar al-
Sharif. Mesir
Antara Ahlul Bait dan Syi'ah
Syiah adalah pengikut, dan sebenarnya
kelompok ini sebagian besar adalah
dalam
penyelewengan akidah, karena mereka
menamakan dirinya SYIAH dan
memproklamirkan mereka mencintai
Ahlulbait, seakan akan ahlussunnah
waljamaah ini tak mengerti mencintai
Ahlulbait, bahkan sebagian besar ulama
ahlulbait kesemuanya pada ahlussunnah
waljamaah, bukan pada golongan syiah.
tak satupun Imam dan Muhaddits dari
ahlulbait yg menganut ajaran syiah.
mereka mempunyai ciri yg jelas, yaitu
membenci para sahabat Nabi saw, tidak
mengakui kekhalifahan khulafa
urrasyidin
kecuali Ali bin Abi Thalib kw.
mereka tak mau ziarah ke makam nabi
saw, karena disitu ada jasad Abubakar
dan umar radhiyallahu'anhuma.
mereka mengaku mencintai ahlulbait
padahal mereka menghina ahlulbait,
mereka menganggap Putri Rasul saw
Fathimah Azzahra ra, wanita suci yg
dididik oleh nabi saw itu marah dan ribut
menuntut tanah warisan, bukankah ini
penghinaan pada putri rasul saw?,
adakah mereka mengkiaskan putri rasul
saw ini mempunyai jiwa serakah dan
tamak yg ribut dengan sepetak tanah
waris sebagaimana artis artis masa
kini?
Ali bin Abi Thalib kw dianggap
bertaqiyah
(berdusta) pura-pura membai'at
Abubakar shiddiq ra sebagai khalifah
padahal sayyidina Ali tahu bahawa
Khalifah Abubakar ra itu sesat, bukankah
ini penghinaan pada Sayyidina Ali kw?
kita bisa memahami bahwa syiah adalah
akidah orang persia, hadits mereka tak
tentu sanadnya, dan sanad guru guru
mereka terputus, dan mereka tidak
berpadu dan berpanut pada Imam Imam
Ahlulbait, mereka mempunyai ajaran
sendiri, cara shalat berbeda, syahadat
berbeda, bahkan Alqur'annya pun
berbeda.
Dijelaskan bahawa mereka ini adalah
pengikut rakyat parsi, kerajaan parsi
dikalahkan oleh islam, lalu putri kaisar
persia dibawa sebagai budak, lalu
Sayyidina Ali kw tak tega melihat putri
kaisar itu dijadikan budak, maka ia
membebaskannya dan menikahkannya
dg
putranya, yaitu Husein bin Ali ra.
kita dapat lihat kini mereka kaum Syiah,
mereka mengakui imam-imam hanya
dari
keturunan Husein bin Ali, tak ada
satupun imam imam mereka dari 10
imam
mereka yg termasyhur itu yg dari
keturunan Hasan bin Ali ra, padahal
hasan bin Ali adalah kakak kandung
husein bin Ali ra, keduanya adalah cucu
Rasulullah saw, dan keturunan Hasan bin
Ali lebih banyak dari keturunan Husein
bin Ali kw.
mengapa mereka hanya mengambil
Imam-
Imam mereka dari keturunan Husein bin
Ali ra.....?.
jawabannya adalah karena mereka
memang bukan bertujuan memuliakan
keturunan Nabi saw, tapi memuliakan
keturunan putri kaisar mereka, kaisar
persia.
karena putri kaisar itu dinikahi oleh
Husein bin Ali kw, maka mereka
mengelu
elukan keturunan Husein bin Ali kw dan
menyingkirkan keturunan Hasan bin Ali
ra.
dan saudara kita muslimin-muslimat
terus tertipu daya oleh tipuan ini, dan
termasuk banyak dari habaib yg
terpengaruh, tentunya sikap kita bukan
memusuhi dan memerangi mereka,
namun
terus berusaha merangkul mereka agar
kembali pada ahlussunnah waljamaah,
Melihat hadits-hadits yang sahih di
halaman sblum ini dapat diambil
kesimpulan :
1. Nabi Muhammad SAW mengabarkan
sesuatu yang akan terjadi dalam
lingkungan ummat Islam secara
mu’jizat, yaitu mengabarkan hal-hal
yang akan terjadi. Kabar ini tentu Beliau
terima dari Allah SWT.
2. Sesudah Nabi wafat akan ada
perselisihan faham yang banyak, sampai
73 faham (i’tiqad/firqah).
3. Ada segolongan orang-orang muda
pada akhir zaman yang sok aksi
mengeluarkan dalil-dalil dari Al-Quran,
tetapi keimanan mereka tidak melewati
kerongkongannya.
4. Ada dua golongan yang tidak
bersangkut paut dengan Islam, yaitu
faham Murjiah dan Qadariyah.
5. Ada 30 orang pembohong yang akan
mendakwakan bahwa dirinya adalah
Nabi,
padahal tidak ada lagi Nabi sesudah Nabi
Muhammad SAW. Dan ada orang-orang
Khawarij yang paling jahat.
6. Di antara 73 golongan itu ada satu
yang benar yaitu golongan Ahlussunnah
wal Jama’ah yang selalu berpegang
teguh kepada Sunnah Nabi dan Sunnah
Khalifah Rasyidin.
7. Mereka ini akan selalu
mempertahankan kebenaran i’tiqad-
nya sampai hari kiamat.Melihat
kenyataan sekarang, dan dengan
meneliti
sejarah perkembangan Islam sejak abad
pertama Hijriyah hingga sekarang, apa
yang disampaikan Nabi Muhammad SAW
telah terjadi dengan nyata.
Di dalam buku Bugyatul
Mustarsyidin karangan Mufti Sheikh
Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin
Husein bin Umar, yang terkenal dengan
gelar Ba’Alawi, cetakan Mathba’ah
Amin Abdul Majid Kairo (Mesir) tahun
1960M/1381H, halaman 398, bahwa 72
firqah yang sesat itu bertumpu pada 7
firqah yaitu : Faham Syi’ah, kaum yang
berlebih-lebihan memuja Sayyidina Ali
bin Abi Thalib. Mereka tidak mengakui
Khalifah Rasyidin yang lain seperti
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq, Khalifah
Umar Ibnu Khattab dan Khalifah Utsman
bin Affan.
Kaum Syi’ah terpecah menjadi 22
aliran Termasuk pengikut Syi’ah adalah
Kaum Bahaiyah dan Kaum Ahmadiyah
Qad-yan. Faham Khawarij, yaitu kaum
kaum yang berlebih-lebihan membenci
Saidina Ali bin Abi Thalib, bahkan di
antaranya ada yang mengkafirkan
Saidina
Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang-
orang yang membuat dosa besar
menjadi
kafir.
Kaum Khawarij terpecah menjadi 20
aliran. Faham Mu’tazilah, yaitu kaum
yang berfaham bahwa Tuhan tidak
mempunyai sifat, bahwa manusia
membuat pekerjaannya sendiri, Tuhan
tidak bisa dilihat dengan mata dalam
surga, orang yang mengerjakan dosa
besar diletakkan di antara dua tempat,
dan mi’raj Nabi Muhammad SAW hanya
dengan roh saja, dll.
Kaum Mu’tazilah terpecah menjadi 20
aliran, termasuk di antaranya adalah
Kaum Qadariyah. Faham Murjiah, yaitu
kaum yang memfatwakan bahwa
membuat
maksiat (kedurhakaan) tidak memberi
mudharat jika sudah beriman, sebaliknya
membuat kebaikan dan kebajikan tidak
bermanfaat jika kafir. Kaum ini terpecah
menjadi 5 aliran.
Faham Najariyah, yaitu kaum yang
memfatwakan bahwa perbuatan
manusia
adalah makhluk, yaitu dijadikan Tuhan,
tetapi mereka berpendapat bahwa sifat
Tuhan tidak ada.
Kaum Najariyah terpecah menjadi 3
aliran.
Faham Jabariyah, yaitu kaum yang
memfatwakan bahwa
manusia “majbur”, artinya tidak
berdaya apa-apa. Kasab atau usaha tidak
ada sama sekali. Kaum ini hanya 1
aliran. Faham Musyabbihah, yaitu kaum
yang memfatwakan bahwa ada
keserupaan Tuhan dengan manusia,
misal
bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik
dan turun tangga dll. Kaum ini hanya1
aliran saja. Kaum Ibnu Taimiyah
termasuk dalam golongan ini, dan Kaum
Wahabi adalah termasuk kaum
pelaksana
dari faham Ibnu Taimiyah. Jika ditambah
dengan 1 aliran lagi yaitu Ahlussunnah
wal Jama’ah maka menjadi 73 firqah,
seperti yang dijelaskan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam hadits Imam
Tarmidzi.
~ WALLAHU A'LAM ~

Kamis, 30 Oktober 2014

PENGERTIAN SANAD, MATAN DAN RAWI

A.PENDAHULUAN

Sanad dan matan merupakan dua unsur pokok hadits yang harus ada pada setiap hadist, antara keduanya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisakan. Suatu berita tentang rasulullah SAW (matan) tanpa ditemukan rangkaian atau susunan sanadnya, yang demikian tidak dapat disebutkan hadits, sebaliknya suatu susunan sanad, meskipun bersambung sampai rasul, jika tidak ada berita yang dibawanya, juga tidak bisa disebut hadist.
Pembicaran dua istilah diatas, sebagai dua unsur pokok hadist, matan dan sanad diperlukan setelah rasul wafat. Hal ini karna berkaitan dengan perlunya penelitian terhadap otentisitas isi berita itu sendiri apakah benar sumbernya dari rasul atau bukan.Upaya ini akan menentukan bagaimana kualitas hadits tersebut, yang akan dijadikan dasar dalam penetapan syari’at islam.



Dan untuk mengetahui lebih mendalam tentang apa itu unsur-unsur hadis dan kaitan lainya yang berhubungan dengan unsur-unsur hadis seperti rawi, mukharijj dan sebagian lainya perlu kita pelajari
Atas pembicaraan diatas kami dari kelompok dua berkeinginan untuk membahas segala yang berkaitan dengan unsu-unsur hadis, baik itu sanad,matan,rawi, mukharrij dan istilah-istilah kumpulan periwayat,gelar keahlian bagi imam hadis.

B. PEGERTIAN SANAD, MATAN, RAWI, MUKHARIJ HADIS
1. Sanad hadits
Kata sanad atau as-sanad menurut bahasa, dari sanada, yasnudu yang berati mutamad (sandaran/tempat bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau yang sah). Dikatakan demikian karena, karena hadist itu bersandar kepadanya dan dipegangi atas kebenaranya.
Secara temionologis,difinisi sanad iyalah : ” silsilah orang-orang yang mehubungkan kepada matan hadis”.
Silsilah orang maksudnya, ialah susunan atau rangkaian orang-orang yang meyampaikan materi hadis tersebut, sejak yang disebut pertama sampai kepada Rasul SAW, yang perbuatan, perkataan, taqrir, dan lainya merupakan materi atau matan hadits. Dengan pegertian diatas maka sebutan sanad hanya berlaku pada serangkaian orang-orang bukan dilihat dari sudut pribadi secara perorangan.
2. Matan hadits
Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti ma shaluba wa irtafa’amin al-aradhi(tanah yang meninggi). Secara temonologis, istilah matan memiliki beberapa difinisi, yang mana maknanya sama yaitu materi atau lafazh hadits itu sendiri. Pada salah satu definisi yang sangat sederhana misalnya, disebutkan bahwa matan ialah ujung atau tujuan sanad . Dari definisi diatas memberi pengertian bahwa apa yang tertulis setelah (penulisan) silsilah sanad adalah matan hadits.
Pada definisi lain seperti yang dikatakan ath-thibi mendifinisikan dengan :”lafazh-lafazh hadits yang didalamnya megandung makna makna tertentu”.
Jadi dari pegertian diatas semua, dapat kita simpulkan bahwa yang disebut matan ialah materi atau lafazh hadits itu sendiri, yang penulisannya ditempatkan setelah sanad dan sebelum rawi.

Penelitian sanad dan matan hadist
Penelitian terhadap sanad dan matan hadis(sebagai dua unsur pokok hadis)sangat diperlukan,bukan karena hadis itu diragukan otentisitasnya.penelitian ini dilakukan untuk meyaring unsur-unsur luar yang masuk kedalam hadis baik yang disegaja maupun yang tidak disegaja,baik yang sesuai dengan dalil-dalil naqli lainya atau tidak sesuai.maka dengan penelitian terhadap kedua unsur hadis diatas, hadis-hadis masa rasul SAW dapat terhindar dari segala yang megotorinya
Faktor yang paling utama perlunya dilakuakan penelitian ini, ada dua hal yaitu: pertama, karena beredarnya hadis palsu (manudhu) pada kalangan masyarakat; kedua hadis-hadis tidak ditulis secara resmi pada masa rasul SAW (berbeda dengan al-quran), sehinga penulisan hanya bersifat individul(tersebar di tangan pribadi sahabat ) dan tidak meyeluruh.
3. Rawi hadits
Kata rawi atau arawi, berati orang yang meriwayatkan atau yang memberitakan hadis. Yang dimaksud dengan rawi ialah orang yang merawikan/meriwayatkan, dan memindahkan hadits.
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir sama. Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap thabaqah atau tingkatannya juga disebut para rawi. Begitu juga setiap perawi pada tiap-tiap thabaqah-nya merupakan sanad bagi yabaqah berikutnya.
Akan tetapi yang membedakan kedua istilah diatas ialah, jika dilihat dari dalam dua hal yaitu:
pertama, dalam hal pembukuan hadits. Orang-orang yang menerima hadits kemudian megumpulkanya dalam suatu kitab tadwin disebut dengan rawi. Dengan demikian perawi dapat disebutkan dengan mudawwin, kemudian orang-orang yang menerima hadits dan hanya meyampaikan kepada orang lain, tanpa membukukannya disebut sanad hadits. Berkaitan dengan ini dapat disebutkan bahwa setiap sanad adalah perawi pada setiap tabaqagnya, tetapi tdak setiap perawi disebut sanad hadits karena ada perawi yang langsung membekukanya.
Kedua: dalam penyebutan silsilah hadits, untuk susunan sanad, berbeda dengan peyebutan silsilah susunan rawi. Pada silsilah sanad, yang disebut sanad pertama adalah orang yang lasung meyampaikan hadits tersebut kepada penerimanya. Sedangkan pada rawi yang disebut rawi pertama ialah para sahabat Rasul SAW. Dengan demikian penyebutan silsilah antara kedua istilah ini merupakan sebaliknya. Artinya rawi pertama sanad terakhir dan sanad pertama adalah rawi terakhir.
Untuk lebih memperjelas uraian tentang sanad, matandan rawi di atas yang lebih lanjut pada hadits di bawah ini.
Abubakar bin Abi Syaibah dan Abukarib telah menceritakan (hadits)kepada kami yang diterimanya dari al-A’masy dari umara bin umair. Dari Abd ar-rahman bin yazi, dari Abdullah bin mas’ud katanya :”Rasulullah SAW telah bersabda kepada kami : wahai sekalian pemuda barang siapa yang sudah mampu untuk melakukan pernikaha, maka menikahlah, karena dengan menikah itu( lebih dapat) menjaga kehormatan . Akan tetapi barang siapa yang belum mampu melakukannya, baginya hendaklah berpuasa. Karena dengan berpuasa itu dapat menahan hasrat seksual”(H.Ral-Bukhari dan muslim). Disini dapat kita jelaskan bahwa:
dari nama Abu Bakar bin abi syaibah sampai dengan Abdullah bin mas’ud merupakan silsilah atau rangkaian /susunan orang-orang yang meyampaikan hadits. Itu semua adalah sanad hadits tersebut, yang juga sebagai jalan matan.
Dan mulai kata “wahai sekalian pemuda sampai degan berpuasa dapat menahan hasrat seksual” adalah matan, materi atau lafaz hadits tersebut yang mengandung makna makna.
4. Takhrij hadits
Pegertian menurut bahasa
Kata “takrhij” dari kata kharaja,yakharruju,yang secara bahasa mempunyai bermacam-macam arti. Menurut mahmud ath-tahhan,asal kata takhrij ialah;”berkumpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalan”.
Pegertian secara terminologi
Menurut Mahmud ath-tahhan pegertian takhrij sebagai beikut:
“Petunjuk tentang tempat atau letak hadis pada sumber aslinya, yang diriwayatkan dengan meyebutkan sanadnya, kemudian di jelaskan martabat atau kedudukanya manakala di perlukan.”6)
Bedasarkan definisi diatas, maka men-takhrij berati melakukan dua hal:
Pertama, berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan rangkaian silsilah sanad-nya.kedua, memberikan penilaian kulitas hadis apakah hadis tersebut itu shahih atau tida.
Ilmu thakrij merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan dikuasai, sebab di dalamnya dibicarakan tentang berbagai kaidah untuk megetahui darimana sumber hadis itu berasal, selain itu didalamnya ditemukan bayak kegunaan dan hasil yang diperoleh khusunya dalam menentukan kualitas sanad hadis
a. Gelar keahlian bagi imam hadits
Mengingat jasa dan usaha para ulama hadits yang sangat besar dalam upaya pembinaan dan pengembangan hadits, kepada mereka diberikan laqab atau gelar-gelar tertentu, baik itu mereka yang ada pada thabaqah pertama, kedua, ketika, dan seterusnya. Gelar itu antara lain ialah:
1. Al-muhaddits, merupakan gelar untuk ulama yang meguasai hadits, baik dari sudut ilmu riayah maupun di rayah, mampu membedakan hadits dha’if dari yang sahih, meguasai hadits-hadits yang mukthalif dan hallain yang berkaitan dengan ilmu hadis.
2. Amir al- mu’minin fi al- hadits,merupakan gelar bagi ulama ahli hadis termasyhur pada masanya, yang memiliki keistimewaan hafalan dan pegetahuan dalam bidang ilmu hadits (baik terhadap matan atau sanadnya). Gelar ini diberikan di antaranya kepada syu’bah bin al-hajjaj, sufyan ats-tsauri, ishak ibn ruhawaih, malik bin anas, ahmad bin hanbal, al-bukhari, ad-daruquthni, az zahabi, dan ibn hajar al-asqalani.
3 .Al-hakim, merupakan gelar untuk ulama yang dapat meguasai seluruh hadits, baik dari sudut matan dan sanadnya jarh dan ta’dil-nya, maupun tariknya, ulama yang dapat gelar seperti ini, ialah Ibnu Dinar, Al-laits, dan Asy-syafi’i.
4. Al-Hujjah, merupakan gelar untuk ulama yang dapat menghafal sekitar 300.000 hadits beserta keadaan sanadnya. Diantara ulama yang mendapat gelar ini Muhammad ibn Abdullah ibn Amir.
5. Al- Hafizh merupakan gelar untuk ulama yang memiliki sifat-sifat seorang Muhaddis. Ulama yang dapat gelar Al-Hafizh adalah yang dapat menghafal dan menguasai 100.000 hadits, baik matan maupun sanadnya, meskipun dengan jalan sanad yang berbilang, juga mengetahui hadits sahih dan ilmu haditsnya. Menurut Al-Mizzi, gelar al-hafizh ialah untuk ulama yang kadar lupanya sedikit daripada yang ingatannya.
Selain gelar Al-Hafizh, ada juga gelar Hafizh Hujjah,dua gelar disatukan. Gelar ganda ini diberikan untuk ulama yang menguasai hadits lebih dari 100.000 sampai dengan 300.000 hadits.7

b.istilah-istilh kumpulan periwayat
Hadis-hadis yang diriwayatkan dan dihimpun oleh para mudawwin satu dengan yang lainya tidak sama , sehingga bisa jadi sesuatu hadis diriwayatkan oleh satu,dua,atau tiga perawi, bisa jadi pula hadis lainya hanya diriwayatkan oleh satu perawi.berkaitan dengan ini, maka muncul istilah-istilah atau sebutan –sebutan dalam periwayatan hadis antara lain:
1.akhrajahu syaikhani: hadis tersebaut diriwayatkan oleh kedua perawi hadis (al-bukhari dan muslim)
2.akhrajahu shalasah: hadis tersebut diriwayatkan oleh tiga perawi hadis(abu daud,at-turmidzi, dan an nasa’i)
3.akhrajahu arba’atun: hadis tersebut diriwayatkan oleh empat perawi (abu daud,at-turmidzi,an-nasa’i, dan ibn-majah)
4.akhrajahu khamsatun: hadis tersebut diriwayatkan oleh (abu daud, at-turmidzi, an-nasa’i,ibn majah, dan ahmad)
5.akhrajahu sit’tatun: hadis tersebut diriwayatkan oleh(al-bukhari,muslim,abu daud, at turmidzi, an nasa’i, dan ibnu majah)
6.akhrajahu sab’atun: hadis tersebut diriwayakan oleh(al-bukhari, muslim, abu-daud, at-turmidzi, an-nasai, ibn majah, ahmad)
7.akhrajahu jama’atan: hadis tersebut diriwayatkan oleh banyak ulama hadist

C.KESIMPULAN

1. Sanad dan matan merupakan dua unsur pokok hadis yang harus ada pada setiap hadis.
2.Ilmu thakrij merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan dikuasai, sebab di dalamnya dibicarakan tentang berbagai kaidah untuk megetahui darimana sumber hadis itu berasal, selain itu didalamnya ditemukan bayak kegunaan dan hasil yang diperoleh khusunya dalam menentukan kualitas sanad hadis
3.Sanad,matan,dan rawi memiliki kaitan sama dalam ke sahihan satu hadis.